Pages

Monday, August 31

Takkan Melayu Hilang Didunia

Berikut adalah sebahagian dari babak petikan dari filem Hang Tuah yang pernah ditayangkan dari dulu hingga sekarang...


Most hilarious part when the new script and the expression of the actor blend together... Creative i would say...

Hang Tuah is a legendary warrior/hero who lived during the reign of Sultan Mansur Shah of the Sultanate of Malacca in the 15th century. He was the greatest of all the laksamana, or sultan's admirals, and was known to be a ferocious fighter. Hang Tuah is held in the highest regard, even in present-day Malaysian Malay culture, and is arguably the most well-known and illustrious warrior figure in Malaysian history and literature.

Hang Tuah is famous for quoting the words "Takkan Melayu Hilang di Dunia" which literally means "Malays will never vanish from the face of the earth" or "Never shall the Malay(s) (race) vanish from the face of the earth". The quote is a famous rallying cry for Malay nationalism.

He remains an extremely popular Malay legend, embodying the values of Malay culture at the time, when allegiance and loyalty were paramount above all else. The Hang Tuah and Hang Jebat story, whether completely true or not, represents a paradox in the Malay psyche about loyalty and justice, and remains a point of debate among students of Malay history and literature.

--------------------------

Hang Tuah adalah seseorang pahlawan legendaris dari bangsa Melayu pada masa pemerintahan Sultan Melaka di abad ke-15 (Kerajaan Melaka bermula pada 1400-1511 A.D}. Dia adalah Laksamana yang terhebat, atau pujian daripada Sultan, dan petarung yang berjaya. Pada masa mudanya, Hang Tuah beserta empat teman seperjuangannya, Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu membunuh sekelompok bandit-bandit dan dua orang yang berjaya menghancurkan desa dengan amarahnya. Bendahara (sederajat dengan Perdana Menteri dalam sistem pemerintahan sekarang) daripada Melaka mengetahui kehebatan mereka dan mengambil mereka untuk berkerja di istana.

Semasa ia bekerja di istana, Hang Tuah membunuh seseorang petarung dari Jawa yang terkenal dengan sebutan Taming Sari, yang di bawah pemerintahan Kerajaan Majapahit dan dihadiahkan dengan sebuah keris (senjata kuno tetapi sakti). Sebuah keris dinamakan “Taming Sari”, setelah menjadi kepunyaannya dan dipercayakan bahwa keris itu dapat berkuasa kepada pemiliknya untuk menjadi hilang.

Hang Tuah dituduh berzinah dengan pelayan Raja, dan di dalam keputusan yang cepat, Raja menghukum mati Laksamana yang tidak bersalah. Namun, hukuman mati tidak pernah dikeluarkan, karena Hang Tuah dikirim ke sesebuah tempat yang jauh untuk bersembunyi oleh Bendahara.

Setelah mengetahui bahwa Hang Tuah akan mati, teman seperjuangan Hang Tuah, Hang Jebat, dengan murka ia membalas dendam melawan raja, mengakibatkan semua rakyat di situ menjadi kacau-balau. Raja menyesal menghukum mati Hang Tuah, karena dialah satu-satunya yang dapat diandalkan untuk membunuh Hang Jebat. Secara tiba-tiba, Bendahara memanggil kembali Hang Tuah daripada tempat persembunyiannya dan dibebaskan secara penuh daripada hukumannya oleh raja. Setelah tujuh hari bertarung, Hang Tuah merebut kembali keris Taming Sarinya dari Hang Jebat, dan membunuhnya di dalam pertarungannya. Setelah teman seperjuangannya gugur, Hang Tuah menghilang dan tidak pernah terlihat kembali.

Sumpah yang terkenal daripada Hang Tuah adalah “Tak Melayu hilang di dunia” yang berarti bangsa Melayu tidak akan pernah punah.

Nama Hang Tuah pernah diberikan pada salah satu kapal perang Indonesia, yaitu KRI Hang Tuah.

Source: Wiki

1 comment:

You may leave your wise comments here... Thanks